Hari Senin dan Kamis  menjadi hari yang selalu di tunggu oleh para santri di Pondok Pesantren Al-Qudwah. Menjadi aktivitas yang sudah biasa gelar buka bersama di lapangan. Selain kedua hari tersebut, puasa sunnah lainya juga terbiasa para santri lakukan.

Melakukan berbagai jenis puasa sunnah lainnya pun seperti puasa Ayyamul Bidh, puasa yang dilakukan pada tanggal 13,14 dan 15 di bulan Hijriyah, serta puasa Tasu’a , Asyura, Arofah dan puasa yang biasa di lakukan pada setiap Minggu dua kali yaiyu puasa sunnah Senin dan Kamis.

Puasa sunnah tersebut kini bukan lagi sebagai pendukung program pondok, melainkan sudah menjadi pembiasan sekaligus  kesadaran ruhiyah dari setiap para santri.

Diharapkan dengan program pembiasaan ini bisa mencetak santri yang  memiliki kepekaan ruhiyah yang tercermin dalam sikap yang sholeh  dan sholehah.

Banyak keutamaan pahala menjalankan puasa sunnah Senin dan Kamis. Seperti diriwayatkan dari Aisyah Radhiallahu’anha; bahwa Nabi Muhammad SAW, sering melakukan puasa Senin dan Kamis’.( HR. Ibnu Majah, At Tirmidji dan An – Nasai)

Kenapa Rasulullah saw suka menjalankan puasa Senin Kamis? ternyata karena Allah swt mengangkat amal perbuatan manusia pada hari Senin dan Kamis, berdasarkan sabda Rasulullah saw:

 تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالخَمِيسِ، فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

“Amalan-amalan manusia diperiksa pada setiap hari Senin dan Kamis, maka aku menyukai amal perbuatanku diperiksa sedangkan aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. At Tirmidzi)

Seperti yang tertulis di atas, semoga kita bisa mengambil banyak contoh teladan dari panutan kita semua, bagaimana Rasulullah saw begitu suka menjalan puasa sunnah di hari Senin dan Kamis.***