Ramadhan bulan membangun sakinah keluarga; Seri : Rumah Hidayah, Keluarga Berdaya Keluarga

Part 1

6 bulan sebelum perjanjian Hudaibiyah, Rasul dan para sahabat mengalami peristiwa besar. Setelah mengalami beberapa peperangan, musyrikin Quraisy akhirnya merayu dan mengumpulkan berbagai suku untuk memusnahkan ummat Islam dari tanah arab, bahkan yahudi yang ada di Madinah pun bersekongkol untuk mensukseskan rencana tersebut. Inilah peristiwa besar dimana banyak suku-suku berkumpul untuk menyerang Madinah, berniat membunuh orang-orang muslim, agar kelak jazirah arab bersih dari Islam. Peristiwa inilah yang yang kita kenal dengan perang Ahzab. Allah menggambarkan begitu hebatnya perasaan takut dan gentar kaum muslimin pada waktu itu dengan kalimat ¬zilzaalan syadiidan_ (guncangan yang sangat dahsyat).

اِذْ جَاۤءُوْكُمْ مِّنْ فَوْقِكُمْ وَمِنْ اَسْفَلَ مِنْكُمْ وَاِذْ زَاغَتِ الْاَبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوْبُ الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّوْنَ بِاللّٰهِ الظُّنُوْنَا۠ ۗ هُنَالِكَ ابْتُلِيَ الْمُؤْمِنُوْنَ وَزُلْزِلُوْا زِلْزَالًا شَدِيْدًا

Ketika mereka datang kepadamu dari arah atas dan bawahmu, ketika penglihatan(-mu) terpana, hatimu menyesak sampai ke tenggorokan, dan kamu berprasangka yang bukan-bukan terhadap Allah, di situlah orang-orang mukmin diuji dan diguncangkan (hatinya) dengan guncangan yang dahsyat. (QS. Al Ahzab : 10-11).

Kemudian Allah memberikan bantuan kepada Kaum Muslimin dengan mengirimkan angin kencang kepada pasukan musyrikin. Api unggun yang dibuat untuk memasak makanan tertiup angin kencang sampai membakar tenda-tenda pasukan, juga membuat panik dan berlari kuda-kuda mereka. Akhirnya mereka pulang kembali ke Makkah tanpa mendapat kemenangan.

Beberapa bulan setelah kejadian Ahzab, Rasul mengajak kaum muslimin pergi ke Makkah untuk melakukan Umroh, berdasarkan mimpi beliau dimana kaum muslimin bisa masuk Makkah dalam keadaan damai. Maka layaknya orang yang akan pergi haji/ umroh tentu tak akan membawa persenjataan seperti mau perang. 

Bayangkan bagaimana perasaan para sahabat pada waktu itu, beberapa bulan sebelumnya Makkah ingin membunuh kaum muslimin dalam perang Ahzab, sekarang para sahabat datang ke Makkah tanpa persenjataan. Singkat cerita, perjalanan menuju Makkahpun dilaksanakan dengan berjalan kaki, mungkin butuh waktu berminggu-minggu untuk sampai ke rumah Allah. Namun kedatangan mereka di tolak. Rasul mengutus Utsman untuk melobi, bahwa kaum muslimin datang ke Makkah hanya untuk Umroh bukan untuk berperang. Bukan penerimaan yang didapat Utsman tapi malah terjadi penangkapan, lalu beredar isu Utsman terbunuh. Sampailah informasi terbunuhnya Utsman ini kepada Rasul yang membuat Rasul mengambil kebijakan kepada para sahabat untuk bersiap berperang membalas kematian Ustman. Bayangkan kembali Tak ada persiapan perang sedikitpun tapi para sahabat bersedia melakukannya. Walau akhirnya utusan Makkah datang kepada Rasul dan tidak membenarkan terjadinya pembunuhan Utsman. 

Lalu Quraisy membuat perjanjian dengan Rasul dengan perjanjian yang di mata sahabat sangat merugikan kaum muslimin. Para sahabat diminta kembali ke Madinah, umroh tahun ini batal. Siapa yang tidak kecewa dengan kebijakan ini, sudah jauh-jauh berjalan kaki hampir sampai di Makkah tapi diminta kembali lagi. Jika ada satu orag laki-laki emosi, rasanya sulit untuk meredakan emosinya, yang terjadi segerombolan laki-laki yang merasakan kecewa berat, marah dan bisa saja tersulut emosinya. Sampai-sampai para sahabat seperti tidak merespon perintah Rasul untuk membuka ihrom. Para sahabat mengikuti Rasul ketika mereka melihat Rasul mencukur rambut di depan tendanya setelah  mendapat masukan dari istrinya.

Pandangan umum manusia, Rasul dan para sahabatnya mengalami kekalahan, kita sering berpikir bahwa kemenangan itu hanya sebatas penguasaan tanah dan memperbesar wilayah. Tapi kejadian gagalnya Rasul membawa para sahabat masuk Makkah ini malah disebut Allah sebagai kemenangan yang nyata.

اِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُّبِيْنًاۙ لِّيَغْفِرَ لَكَ اللّٰهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْۢبِكَ وَمَا تَاَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُّسْتَقِيْمًاۙ وَّيَنْصُرَكَ اللّٰهُ نَصْرًا عَزِيْزًا هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ فِيْ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ لِيَزْدَادُوْٓا اِيْمَانًا مَّعَ اِيْمَانِهِمْ ۗوَلِلّٰهِ جُنُوْدُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًاۙ

Sesungguhnya Kami telah menganugerahkan kepadamu kemenangan yang nyata. Agar Allah memberikan ampunan kepadamu (Nabi Muhammad) atas dosamu yang lalu dan yang akan datang, menyempurnakan nikmat-Nya atasmu, menunjukimu ke jalan yang lurus. Dan agar Allah menolongmu dengan pertolongan yang besar. Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada). Milik Allahlah bala tentara langit dan bumi dan Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. (QS. Al Fath : 1-4)

Lihatlah bagaimana berbagai perasaan yang dahsyat yang dihadapi oleh para sahabat, gelisah, ketakutan, kemarahan, kekecewaan yang secara bertubi-tubi dialami mereka sejak peristiwa ahzab, tapi Allah menyampaikan bahwa kemenangan itu adalah saat dia tidak merasa kecewa, bersalah atas yang sudah dilakukanya, lalu kemenangan juga saat  tidak resah/ takut dengan yang terjadi di masa depan, sehingga Allah akan selalu tunjukan jalan di masa depan, dan yang terakhir kemenangan adalah saat kita mendapat ketenangan dari Allah swt. Para sahabat mampu menahan diri dari semua perasaan yang membuatnya gelisah yang salah. Ketaatan, ketenangan hati para sahabatlah yang menjadikan peristiwa itu sebagai kemenangan.

Ramadhan bukankah ajang perjuangan untuk mendapatkan kemenangan, kemenangan untuk mendapat ampunan, menemukan jalan dan ketenangan, semua dilakukan dengan menahan diri bahkan dari yang dibolehkan. Banyak yang tidak tenang karena cenderung mengikuti hawa nafsunya. Puasa mengajarkan kita, cukup dengan air putih sebtulnya sudah bisa menguatkan kembali tubuh kita. Tapi karena hawa nafsu tak mampu di tahan, beragam jenis air selalu menghiasi meja makan saat berbuka. 

Inilah pendidikan yang perlu juga dibangun dalam diri dan keluarga kita, tidak semua yang diinginkan anak bisa di turuti, kadang dengan menahan diri membuat mereka mampu mengelola emosinya. Sungguh akhirnya anak akan mudah gelisah saat yang diinginkannya tidak segera dikabulkan. 


Wallahualam

Komentar
Kirim Komentar

Berapakah Hasil Penjumalah 9+6

Download Aplikasi

ElearningQu
Belajar jadi lebih mudah!

1

Download Aplikasi ElearningQu

Download aplikasi ElearningQu melalui Play Store.

2

Belajar Jadi Lebih Mudah

Gunakan aplikasi ElearningQu untuk pembelajaran online di lingkungan Sekolah Terpadu Al-Qudwah

Berlangganan Berita di AlQudwah.Id

Jika Anda ingin berlangganan berita dari website AlQudwah.Id, silahkan isikan alamat email anda. Kami akan menginformasikan saat ada berita terbaru.

Alamat Email Anda